
SMP Xaverius Metro Rayakan Hari Batik Nasional 2025 dengan Nuansa Istimewa
Suasana penuh warna dan semangat kebangsaan terasa di lingkungan SMP Xaverius Metro saat seluruh siswa, guru, dan tenaga kependidikan merayakan Hari Batik Nasional 2025. Kegiatan yang bertepatan dengan pelaksanaan Penilaian Sumatif Tengah Semester (PSTS) Ganjil ini menjadi momen berharga untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya Indonesia.
Sejak pagi, halaman sekolah dipenuhi warna-warni motif batik yang dikenakan oleh siswa dan guru. Kain batik dengan corak klasik hingga modern menambah keindahan suasana belajar di tengah ujian. Tidak hanya menjadi simbol kebanggaan, kegiatan ini juga menunjukkan bagaimana pendidikan karakter dapat diwujudkan melalui pelestarian budaya.
Bapak Robertus Bayu Wibowo, S.Pd., Kepala SMP Xaverius Metro, menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata pembentukan karakter siswa. “Kami ingin menanamkan nilai cinta budaya sejak dini, karena batik adalah identitas bangsa yang harus dijaga dan diwariskan,” ujarnya dengan penuh semangat.
“Kami berharap siswa-siswi semakin bangga dan mencintai batik sebagai warisan budaya bangsa yang harus terus dilestarikan.” — Bapak Robertus Bayu Wibowo, S.Pd.
Makna Filosofis di Balik Batik
Batik bukan sekadar kain bergambar indah, tetapi sebuah karya seni sarat makna. Setiap motif menyimpan filosofi mendalam — tentang kehidupan, ketekunan, dan nilai moral. Misalnya, motif parang melambangkan semangat pantang menyerah, sedangkan kawung menggambarkan kesucian dan keseimbangan hidup.
Dalam pembelajaran seni budaya, para guru memanfaatkan momentum ini untuk mengajak siswa menggambar pola batik sederhana serta memahami simbol-simbol khasnya. Aktivitas ini tidak hanya melatih kreativitas, tetapi juga memperkuat profil Pelajar Pancasila dalam hal gotong royong, kebinekaan global, dan kreativitas.
Batik: Simbol Identitas dan Persatuan Bangsa
Sejak diakui UNESCO pada tahun 2009 sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia, batik telah menjadi simbol persatuan bangsa. Setiap daerah memiliki corak khas — Batik Pekalongan yang cerah, Batik Yogyakarta dengan warna klasik, hingga Batik Lampung yang memadukan tradisi dan modernitas. Perbedaan corak ini mencerminkan kekayaan budaya Indonesia yang tetap bersatu dalam harmoni.
Melalui kegiatan seperti ini, SMP Xaverius Metro tidak hanya mengenalkan batik sebagai pakaian, tetapi juga sebagai nilai luhur yang menyatukan keberagaman. Siswa diajak untuk memahami bahwa mencintai batik berarti mencintai Indonesia.
Perayaan ini menjadi pengingat bahwa pelestarian budaya dapat dimulai dari langkah sederhana. Mengenakan batik di sekolah bukan sekadar seragam, tetapi pernyataan cinta terhadap bangsa dan jati diri sebagai pelajar Indonesia.
Selamat Hari Batik Nasional 2025! Mari terus lestarikan dan banggakan batik Indonesia — warisan budaya yang menenun sejarah, seni, dan karakter bangsa.
— SMP Xaverius Metro

