Berdirinya SMP Xaverius Metro cukup mendapat perhatian dari suster-suster Hati Kudus seingga lokasi belajar SMP Xaverius pada awalnya berada di lokasi SR Xaverius (di Asrama Polisi Perintis sekarang) yang dikelola oleh suster-suster Hati Kudus.
Pada tanggal 1 Agustus 1952, ditahun ke tiga ini kegiatan belajar terpaksa pindah karena bangunan lama dibongkar. Karena perhatian suster-suster Fransiskanes (Komunitas Santa Maria) juga cukup besar, maka diizinkanlah penggunaan bekas zaal IV rumah sakit (sekarang balai paroki) yang dikelola oleh suster sebagai tempat belajar sementara.
Bulan Mei 1952 ada kunjungan tiga Frater dari Palembang dan mengamati bahwa mutu pendidikan/pelajaran masih kurang. Sehingga pada 15 September 1952 Mgr. Mekkelholt dari Palembang menghubungi Frater di Belanda untuk mengirimkan Frater-frater dari Belanda untuk mengajar.
Sejak 24 September 1952 Tanjungkarang merupakan prefektur baru yang terlepas dari Vikariat Palembang. Tanggal 27 November 1952 Dewan Pusat Frater mengirimkan balasan bahwa tidak dapat mengutus frater dari Belanda.
Tanggal 6 Januari 1953, Fr. Montfort pembesar dari Palembang berkunjung ke Tanjungkarang, Metro dan Pringsewu, dan dari pengamatannya karya frater harus dimulai dari Tanjungkarang namun kesulitan untuk mendapatkan tempat yang strategis.
Pastor PL.Tromp SCJ mengharap karya frater dimulai dari Metro dan berjanji menyerahkan SMP Xaverius Metro kepada para frater.
Prefektur menjanjikan membelikan tanah untuk rumah frater yang terletak di jalan besar yang masih berupa rumah gedek. Kurang lebih 150m dari jalan besar misi memiliki sebidang tanah yang luasnya 16.000m2. disitu akan dibangun 3 lokas SMP dan rumah frater berikut asramanya.
1 Agustus 1953 SMP Xaverius diambil alih dari Jajasan Xaverius Metro kedalam pengelolaah frater-frater BHK. SMP Xaverius pindah ke Yosodadi menempati 3 lokal baru. Sejak tahun 1953/1954 Kepala SMP Xaverius dijabat oleh Fr. Achilles BHK.
Para frater berencana meninggalkan Metro pada bulan Juli 1966 tetapi karena tahun ajaran diperpanjang hingga desember 1966 maka baru pada tanggal 1 Januari 1967 pimpinan sekolah diserahkan kembali kepada prefektur Tanjungkarang Mgr. Hermelink. Sejak Frater meninggalkan Metro maka asrama siswa juga ditutup. Pengelolaan SMP Xaverius Metro yang diserahkan kepada Keuskupan Tanjungkarang berlasung hingga sekarang di bawah naungan Yayasan Xaverius Tanjungkarang